Rabu, 02 Desember 2015

HUKUM PEMANFAATAN SUNGAI DAN LAHAN SEKITARNYA

Hasil Rumusan LBM NU Jawa Timur
Tanggal 7-8 November 2015 di Trenggalek

2. Pemanfaatan Sungai dan Lahan Sekitarnya (PCNU KAB. MOJOKERTO)

DESKRIPSI MASALAH :
Semakin bertambahnya penduduk, menimbulkan problem lahan yang semakin sempit (khususnya kota), sehingga banyak warga yang membangun rumah di bibir sungai. Ada juga yang memanfaatkannya untuk sekedar memperluas lahan dan bangunan. Bahkan ada yang menutup permukaan sungai untuk memperluas lahan serta tidak sedikit yang mendirikan bangunan di atasnya, baik bangunan permanen maupun semi permanen; baik bangunan pribadi atau fasilitas umum seperti (pos kamling, warung, stan pasar, bahkan tempat ibadah) yang disinyalir ada izin pemkot/pemkab dengan membayar hak guna lahan atau retribusi sebagai bagian dari bentuk penghasilan kas daerah. Tidak hanya di kota, di desa-desa pun ada sebagian warga yang memanfaatkan lahan tersebut tetapi rata-rata tanpa ada izin. Semua itu dilakukan tanpa memperhatikan manfaat asal dan akibat buruk yang ditimbulkannya, atau karena ketidaktahuan warga terhadap hukum penggunaannya, yang penting menguntungkan baginya.

Pertanyaan :
a. Bagaimana fikih menyikapi penggunaan lahan seperti di atas?
b. Bagaimana hukumnya pemerintah mengkomersilkan lahan tersebut?
c. Jika berdampak pada bencana -banjir misalnya- yang sampai merenggut nyawa atau kerugian materi pada orang lain, siapa yang bertanggung jawab?
d. Sampai di mana standard sungai dan harimnya yang tidak boleh dijadikan hak guna paten?
Saluran pembuangan limbah yang atasnya dijadikan trotoar apakah dihukumi sungai

Jawaban :
a. Haram apabila mengganggu fungsi asal sungai dan sempadan sebagai penyangga sungai.
b. Hukum mengkomersilkan lahan sempadan menurut jumhurul ulama tidak boleh.

Dasar Pengambilan Hukum :

Hasyiah Sharwani Juz 6 Hal 207
فرع: الانتفاع بحريم الانهار كحافاتها بوضع الاحمال والاثقال وجعل زريبة من قصب ونحوه لحفظ الامتعة فيها كما هو الواقع اليوم في ساحل بولاق ومصر القديم ونحوهما ينبغي أن يقال فيه إن فعله للارتفاق به ولم يضر بانتفاع غيره ولا ضيق على المارة ونحوهم ولا عطل أو نقص منفعة النهر كان جائزا ولا يجوز أخذ عوض منه على ذلك وإلا حرم ولزمته الاجرة لمصالح المسلمين وكذا يقال فيما لو انتفع بمحل انكشف عنه النهر في زرع ونحوه اه عبارة البجيرمي وإن انحسر ماء النهر عن جانب من أرضه وصارت مكشوفة لم تخرج عما كانت عليه من كونها من حقوق النهر مستحقة لعموم المسلمين وليس للسلطان تمليكها ولا تمليك شئ من النهر أو حريمه لاحد وإن انكشف الماء عنه لانه بصدد أن يعود إليه نعم له دفعها لمن يرتفق بها حيث لا يضر بالمسلمين كذا تحرر مع م ر في درسه بالمباحثة في ذلك انتهى سم اه
Hasyiah al Qulyubi wa Amirah Juz 3 Halaman 88
فَرْعٌ: حَرِيمُ النَّهْرِ كَالنِّيلِ مَا تَمَسُّ الْحَاجَةُ إلَيْهِ فِي الِانْتِفَاعِ بِهِ كَإِلْقَاءِ الْأَمْتِعَةِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهُ عِنْدَ حَفْرِهِ أَوْ تَنْظِيفِهِ, فَيَهْدِمُ مَا يَبْنِي فِيهِ وَلَوْ مَسْجِدًا كَمَا عَلَيْهِ الْأَئِمَّةُ الْأَرْبَعَةُ, وَإِنْ بَعُدَ عَنْهُ النَّهْرُ جِدًّا بِحَيْثُ لَا يَصِيرُ مُحْتَاجًا إلَيْهِ فِيهِ كَمَا مَرَّ وَكَذَا فِي الْقَرْيَةِ وَغَيْرِهَا, وَيَجِبُ عَلَى الْإِمَامِ مَنْعُ مَنْ يَتَعَاطَى بِنَاءً أَوْ نَحْوَهُ بِجَانِبِ النِّيلِ أَوْ الْخَلِيجِ أَوْ غَيْرِهِ كَمَوَارِدِ الْمَاءِ وَمُصَلَّى الْأَعْيَادِ فِي الصَّحْرَاءِ وَنَحْوِهَا
Raudloh al Thalibin Juz 4 Hal. 456
قلت وليس للإمام ولا غيره من الولاة أن يأخذ ممن يرتفق بالجلوس والبيع ونحوه في الشوارع عوضا بلا خلاف

والله أعلم بالصواب

Tidak ada komentar:

Posting Komentar